Plume Network—proyek blockchain yang dirancang khusus untuk mempercepat adopsi aset dunia nyata (real-world asset / RWA) di jaringan on-chain—menyaksikan lonjakan signifikan jumlah holder RWA sepanjang Juni, meskipun proyek ini masih dibayangi kontroversi.
Ada sejumlah faktor utama yang menjadi pemicu melonjaknya angka holder RWA di jaringan Plume.
Jumlah Holder RWA di Plume Lampaui Ethereum
Menurut data dari RWA.xyz, jumlah holder RWA melonjak dua kali lipat dalam 30 hari terakhir. Angkanya naik dari 110.000 wallet pada akhir Mei menjadi lebih dari 210.000.
Holder RWA sendiri ialah alamat wallet yang menyimpan aset dunia nyata yang ditokenisasi di masing-masing jaringan blockchain.
Yang patut dicatat, Plume Network menjadi kontributor terbesar dalam pertumbuhan ini. Jaringan ini berhasil menjaring 103.000 holder hanya dalam kurun dua bulan.
- Baca Juga: Mengenal Real World Asset (RWA): Tokenisasi Aset Dunia Nyata

Saat ini, Plume menyumbang 50% dari total holder RWA di pasar. Ini membuatnya menyalip Ethereum dan menjadikannya blockchain dengan jumlah holder RWA terbanyak.
Namun, data juga mengatakan bahwa total nilai RWA di jaringan Plume masih berada di bawah US$100 juta. Angka ini mencerminkan bahwa mayoritas partisipan jaringan memegang aset dengan nilai relatif kecil.

“Ada lebih banyak holder RWA di Plume daripada gabungan dari lima jaringan teratas lainnya,” tutur Chris Yin, CEO sekaligus co-founder Plume Network.
Apa Langkah Plume Sejak Kepergian Tragis Sang Co-Founder?
Selama sebulan terakhir, Plume telah mengambil sejumlah langkah penting yang cukup mencuri perhatian.
Langkah terbaru datang dari Plume Foundation, yang resmi mengumumkan aturan penguncian token yang berlaku seragam bagi seluruh investor dan kontributor inti. Jadwal token unlock yang sebelumnya telah ditetapkan, kini diundur hingga Januari 2026.
Keputusan ini bertujuan untuk menekan tekanan jual jangka pendek, menjaga stabilitas pasar, serta mendorong partisipasi jangka panjang dari komunitasnya.
Selain itu, Plume juga meresmikan kemitraan dengan Agora milik Nick van Eck untuk meluncurkan stablecoin AUSD di jaringan Plume.
Seluruh capaian ini tercatat setelah Eugene—co-founder Plume Network—meninggal dunia pada akhir Mei. Sejak saat itu, token PLUME anjlok tajam lebih dari 40%.

- Baca Juga: Apa Itu Tokenomics? Aspek Ekonomi dari Token Crypto
Data BeInCrypto menunjukkan bahwa harga PLUME saat ini berada di kisaran US$0,09. Meskipun hari Selasa (24/6) sempat pulih 15%, rebound tersebut masih kecil jika dibandingkan dengan kejatuhan harga dari puncaknya di atas US$0,20.
Data on-chain memang memperlihatkan gambaran optimistis tentang pertumbuhan proyek setelah kepergian co-founder-nya. Namun, hal itu belum cukup untuk mengembalikan kepercayaan para investor pada token PLUME, terlebih di tengah kondisi pasar altcoin yang masih dilingkupi rasa takut dan skeptisisme.
Bagaimana pendapat Anda tentang ledakan jumlah holder RWA Plume ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!