loading…
Analis Goldman Sachs memperkirakan, konflik Israel-Iran bakal mengganggu pasokan Iran sebanyak 1,75 juta barel per hari selama enam bulan, yang sebagian hanya dapat diimbangi oleh peningkatan output dari OPEC+. Foto/Dok
Akhir pekan kemarin, kontrak berjangka West Texas Intermediate (CL=F) dan minyak mentah internasional Brent ditutup masing-masing pada posisi USD72,98 dan USD4,23 per barel. Serangan Israel ke Iran memicu lonjakan harga lebih dari 13%.
Analis Goldman Sachs memperkirakan, konflik Israel-Iran bakal mengganggu pasokan Iran sebanyak 1,75 juta barel per hari selama enam bulan, yang sebagian hanya dapat diimbangi oleh peningkatan output dari produsen lain di dalam Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+).
Baca Juga: Perang Israel-Iran Pecah, Harga Minyak Mentah Mendidih Naik Tembus 5 Persen
“Kami memperkirakan bahwa Brent akan melonjak ke posisi puncak, atau sedikit di atas USD90/per barel. Akan tetapi akan turun kembali ke kisaran USD60-an pada 2026 seiring pemulihan pasokan Iran,” tulis Daan Struyven dan timnya dari Goldman Sachs.